Minggu, 26 Juli 2015

Pokja Roadmap Industri TIK : 4G Freeze Technology


Pa Widi
Maaf Terlalu panjang mungkin
Terlampir disampaikan “some consideration on broadband Wireless / Wireline FO access and 5G Solutions, hasil “Desktop research” selama seminggu  jadi penjaga rumah selama liburan Lebaran ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman di PokJa  Road Map, OTT dan tentang issue’ freeze Technology’. Beberapa data sudah agak lama, perlu pembaharuan, terutama bila ada rekan anggota mengikuti WRC 15, yang baru bulan juni 2015 mohon update nya.
Summary
Dalam perkembangannya 3GPP/ ITU mengeluarkan  third Generation (3G) karena di drive oleh para operator cellular untuk Voice/ SMS dan mobile Broadband,  dilanjutkan 4G di drive oleh Vendors untuk VoLTE dan all IP base mobile Broadband yang kedua nya berakhir tidak lama. Diperkirakan  juga nasib Mobil 4G LTE (3GPP) akan hanya sempat nengimplementasi 2 release ( 8 dan 10) saja,  tidak berbeda jauh dengan solusi competitor dari Wimax Forum (IEEE) yang hanya sempat mengeluarkan 2 Release Wimax 16d dan Wimax 16e saja, sebelum digantikan oleh New generation yang akan tidak backward compatible 5G, disisi Physical radio layer nya . Melihat perkembangannya sepert 4G, Untuk 5G diperkirakan akhirnya akan hanya ada 2 proposal solusi yaitu dari METIS ( Ericsson-Europe) dan 5G Forum Asia/ USA,  seperti pada 4G ( Wimax/ Wimax Forum IEEE(USA) dan LTE/ 3GPP-ITU-T. Kembali Operator akan dihadapkan ke 2 pilihan solusi seperti generasi terdahulu 2G dan 3G. 3GPP atau IEEE. Selama ini perlombaan tersebut selalu dimenangkan oleh solusi-solusi dari ITU-T 3GPP, itu bukan karena lebih baik tapi dipilih para Telcos lebih karena interoperability dengan existing system yang dimiliki masing2 operator saat itu. Tapi dengan adanya requirement statement  dari  5G Forum Korea dan ARIB- Jepang yang mendahulukan keharusan interoperability dengan existing Celullar operator 3G/4G maka pertarungan menjadi tambah menarik, karena tidak mugkin IEEE (5G Forum) melakukan kesalahan ke tiga tidak memperhitungkan Interoperability issues tersebut.
Tentang Value Added services (OTT).  Yang menarik daribeberapa  konsep  5G services  yang diajukan, 2 diantara nya secara explisit digambarkan ada nya Telco OTT, artinya bahwa 5G ini juga di design untuk menyelesaikan masalah perseteruan OTT- TELCO, kalau TELCO menyelenggarakan  layanan Voice dan data nya berbasis internet maka ini adalah saat berahirnya masa kejayaan OTT operators Global, di tahun 2020-2030. Masalah nya apakak dalam 10 tahun kedepan ini tradisional TELKOM masih bisa exist bermimpi dengan layanan POTS nya, atau sudah di ambil alih kepemilikan oleh Operator layanan gendut OTT global, seperti yang sudah terjadi di beberapa tempat.
Target 5G 2020 deployment, perkiraan kami, mengacu kepada pengalaman LTE release 08 tahun 2008 dan Wimax 16e, sampai menjadi solusi tersebut menjadi “cost effective” sesudah ada dimarket 4-5 tahun jadi menurut kami Indonesia di tahun 2024-2025 baru akan masuk ke Era 5G.  Pertanyaannya bagimana mengisi gap waktu selama 10 tahun ke depan ini  ?... Kita tidak bisa seperti Turki yang President nya sendiri memerintahkan untuk mem Freeze technology di 3G solution dan jumping ke 5G ditahun 2020-2022 and beyond.  Tapi kita tidak bisa seperti itu, karena LTE sudah masuk dan beroperasi di Indonesia walaupun masih secara seporadik, lebih hanya untuk memberikan citra layanan.
Komentar tentang 4 proposal yang di ajukan 5G bodies tersebut, kami melihatnya sangat menarik METIS Eropa terlihat sangat akademis, mungkin karena pengembangnya kebanyakan professor/ Universities. 5G Forum lebih seperti presentasi konsep perang bintang ( fiction movies) ambisius, mungkin banyak dipengaruhi budaya Amerika, IMT 2020 China agak complicate gambar peragaannya sulit dibaca karena semua ingin di masukkan , mungkin yang nyusunnya kebanyakan engineers. Jepang ARIB 2020 and Beyond memakai cara penampilan film kartun yang coba menerapkan secara bersahaya. Tapi pada dasarnya semua ingin mengganti 4G solution, terutama di sisi Remote access Technology nya ( CP OFDM) dengan yang baru.
Ada yang menarik dari 2 pernyataan ini:
1). European Commission Vice President Neelie Kroes announces €50 million for research to deliver 5G  mobile technology by 2020, with the aim to put Europe back in the lead of the global mobile industry. "I want 5G be pioneered by European industry, based on European research and creating jobs in Europe – and we will put our money where our mouth is," Kroes said.
2).
Jadikan gambar sebaris
Jadi sedang terjadi apa, ????. seolah ada persaingan 2 block, yang satu ingin mengambil kembali Industri nya dan yang satu bergabung untuk  mempertahankannya. Subject to be carefully study more.
Diawal slide presentasi disampaikan gambaran mengenai Broadband access di Indonesia, dimana termasuk rencana lama pengembangan Broadband access sevices jadi 30%, dan ini bila di kaitkan dengan static berdasarkan pendidikan pekerja Indonesia sama dengan jumlah perkerja diatas SMA keatas. Serta memasukkan issue ICT sebagai Bridging Digital Divide untuk menebus barrier  sisi Cities
versus Villages, Riches versus Poor, education, dan lingkup kerja. Untuk lebih memperluas assumsi-assumsi penyusunan kebijakan ICT ke depan.
 Penting sebelum menyusun kebijakan Road Map, OTT , lebih dulu dilakukan  menyusun asumsi-asumsi yang mengacu pada data/ informasi yang cukup akurat.  Maka perlu dilakukan  pertanyaan (Q’s) strategis untuk mengakses permasalahan, yang harus kita jawab bersama dalam mengembangkan asumsi-asumsi tersebut. menurut hemat kami beberapa Qs itu, adalah sebagai berikut;

    New Generic…. Artinya non backward compatible. Dalam hal Core network semua konsep 5G akan dilakukan pengembangan LTE EPC, jadi tidak ada masalah, tapi untuk PHY RAN, yang manapun mudulasinya dipilih untuk menggantikan CP OFDM pada 4G; diantaranya GFDM, FBMC, ataupun UFBM tidak akan backward compatible dengan CPE  dari 3G and 4G.
    Target 5G deployment 2020,  menurut Vendors dunia  (Indonesia diperkirakan 4-5 tahun sesudah itu). Bagaimana mengisi gap waktu sampai 10 tahun kedepan, akan di freeze di LTE s/d Release 10,  atau ??? open.
    Tahun 2020, 5G kick off adalah tahun awal adanya kompetisi solusi last mile broadband  access , antara wirelines (FTTH/FO) and wireless access 5G, walaupun 5G RAN kecepatan DL maximum hanya  1Gbps,  tapi ini sudah berada jauh diatas kebutuhan kecepatan untuk layanan-2 personal applications, disertai  mempunyai ‘ killing features’  dibanding FO access,   yaitu  personalized  and Mobile services.  Kejadian pada tahun 2001 terulang kembali  saat POTS digantikan  Cellular voice services,  dikalahkan karena layanan dapat dilakukan anytime and anywhere, walaupun saat itu qualitas cellular voice nya masih tidak baik.
    Kapan Telco dan Cellular operators Indonesia akan menjadikan semua layanan massaging & Broadcasting service nya berbasis Broadband IP, atau layanan Voice & Massaging nya menjadi Value added services (TELCO OTT), karena kalau kita simak dari requirement 5G, ada dipengaruhi oleh keinginan Telcos untuk bisa bersaing dengan Global OTT service Providers.
    Kalau kita pelajari 8 set Requirements yang  (R1-R8) yang di susun,  oleh semua 5G inisiator bodies METIS, 5G Forum, ITS 2020 China, ARIB- 2020 and Beyond Jepang, hampir sama, sangat tidak dapat dipercaya kebutuhan layanan ICT masarakat Indonesia di tahun 2025 akan sudah sampai seperti itu. Perlu telaahan lebih lanjut bersama.
    ????
    ????

Ini hanyalah  suatu pemikiran pribadi yang sesaat, mungkin bisa tidak benar dan tidak tepat, paling tidak untuk dapat menjadi sumbangan pemikiran,… bersama  lebih lanjut.
Sekali lagi Mohon maaf lahir batin kepada semua Pengurus dan anggota  MASTEL yang saya hormati.
Salam
Djafar Sumantri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman